Ikan Mas Koki (Carassius auratus)
Ikan mas koki yang memiliki nama dagang
goldfish merupakan ikan yang berasal dari Cina. Ikan ini bersifat
omnivora dan dapat hidup baik pada suhu 19-28 0 C dengan suhu optimal 24-28 0 C.
Kisaran pH yang diinginkan antara 7.0-7.5. Ikan mas koki memiliki
fekunditas antara 2000-4000 butir telur. Ikan ini memiliki warna serta
bentuk tubuh yang indah dan unik sehingga banyak diminati oleh konsumen
ikan hias baik itu konsumen lokal maupun mancanegara.
Ciri-ciri ikan mas koki secara umum antara lain sebagai berikut :
- Bentuk utubuh umumnya pendek/bulat, gempal dan berukuran relatif kecil (lebih kecil dari ikan mas biasa).
- Kepala pada umumnya kecil dengan berbagai bentuk sesuai dengan jenisnya. Namun demikian pada beberpa jenis di bagian atas kepala dan pipinya ditutupi oleh selaput/daging yang menebal sehingga kelihatan seperti singa.
- Sisiknya mengkilap dan tersusun berderet dengan rapi menutupi tubuh. Warna sisik sangat indah dan bervariasi, ada yang hitam, kuning, merah dan putih kuning tergantung pigmen.
- Sirip ekor umumnya lebar dan ada juga yang berumbai. Sedangkan sirip perut dan sirip dada bersama gelembung udara berperan sebagai pengatur gerakan naik turunnya ikan dalam media air.
Varietasnya berkembang menjadi sangat
banyak akibat silangan berbagai warna dan bentuk badan. Namun, hanya
ada dua kelompok besar ikan mas koki, yaitu memiliki dua sirip ekor dan
satu sirip ekor. Ikan bersirip dua buah pun masih bisa dibagi atas ikan
bersirip punggung seperti koki spenser, raket, mutiara, dan tossa serta
ikan tidak bersirip punggung seperti ranchu, kumpai dan mata balon.
3.15.1 Pemeliharaan Induk
Proses pembenihan dimulai dari
pemeliharaan induk untuk mencapai kematangan gonad, kemudian dilanjutkan
dengan proses pemijahan, penetasan, pemeliharaan larva hingga
pendederan. Pemeliharaan induk diawali dengan seleksi induk. Induk yang
berkualitas memiliki ciri-ciri antara lain tidak cacat, sehat, tampak
aktif, bentuknya proporsional, ukurannya terbesar diantara kelompok
umurnya, dan berumur lebih dari lima bulan. Induk ikan mas koki dapat
dibedakan antara jantan dengan betina berdasarkan tanda-tanda pada
tubuhnya (Tabel 3.1).
Tabel 3.1. Perbedaan Induk Jantan dan Induk Betina pada Ikan Mas Koki
Bagian yang diamati | Ikan Jantan | Ikan Betina |
1. Sirip dada | Terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan terasa kasar bila diraba. | Tidak terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan terasa halus bila diraba. |
2. Bentuk anus | Oval dan halus. | Bulat dan kasar. |
3. Bentuk badan | Pada ukuran induk, badan lebih langsing. | Pada ukuran induk, badan lebih gemuk dan membulat. |
Sebelum dipijahkan, sebaiknya induk
jantan dan betina dipisahkan terlebih dahulu dan dipelihara sekitar 2
minggu. Pemeliharan induk ini sebaiknya dilakukan di dalam kolam dengan
kepadatan yang rendah, sekitar 20 ekor/m2. Pakannya dapat
berupa pelet, cacing rambut ataupun cacing darah. Agar kualitas telur
menjadi baik, jentik nyamuk akan lebih baik dijadikan sebagai pakan
induk. Pakan alami lebih baik digunakan karena memiliki kandungan
nutrisi yang lebih lengkap daripada pakan buatan.
3.15.2 Pemijahan
Setelah sudah siap berpijah barulah kedua
induk ini dapat dipelihara bersama. Tanda induk yang siap berpijah
adalah perut akan terasa lembek dan lembut bila diraba. Bahkan jika
ditekan sedikit akan keluar telur (betina) dan keluar cairan putih
susu/sperma untuk induk jantan.
Tempat pemijahan mas koki berupa bak
fiber atau kolam. Ukurannya tergantung pada jumlah induk ikan yang akan
digunakan. Bila hanya sepasang induk, kolam berukuran cm dapat
digunakan. Bila pemijahan dilakukan secara masal dengan induk 2-5
pasang, paling tidak ukuran kolamnya m.
Pemijahan akan lebih baik jika
perbandingan antara jantan dan betina 2 : 1, baik untuk pemijahan
sepasang ataupun masal. Ini dilakukan agar telur dapat terbuahi
seluruhnya. Kedalaman air sebaiknya 15-20 cm. -Ke dalam wadah dapat
diberikan substrat berupa enceng gondok muda yang sudah dibersihkan
terlebih dahulu.
Pemijahan biasanya terjadi pada malam
hari atau dini hari. Bila sarangnya dipasang pada sore hari, maka
telurnya dapat dilihat pada pagi hari berikutnya. Namun, kalau belum mau
memijah, airnya dapat diganti setengahnya agar induk terangsang untuk
memijah. Jumlah telur mas koki sangat banyak. Setiap induk betina dapat
menghasilkan 2000-4000 butir telur.
3.15.3 Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva/Benih
Telur yang ada di enceng gondok dapat
dipindahkan ke dalam wadah penetasan. Bisa juga bukan telurnya yang
dipindahkan tetapi induknya. Perlakuan pemindahan induk akan lebih baik
dilakukan dibanding pemindahan telur, karena telur lebih sensitif dan
dapat menyebabkan telur berserakan ke dasar perairan.
Telur-telur tersebut biasanya akan
menetas setelah tiga hari keluar dari induknya asalkan tidak terkena
hujan dan mendapat cukup sinar matahari. Telur akan menetas menjadi
larva ikan dan larva akan mulai berenang setelah seminggu menetas. Pada
saat larva mulai menetas, enceng gondok dapat dikeluarkan dari wadah
penetasan. Selanjutnya air dapat mulai dialirkan ke dalam wadah atau
diganti setengahnya.
Pada umur seminggu larva ikan mas koki sudah dapat diberi makanan berupa tetasan telur Artemia atau infusoria. Dua atau tiga hari kemudian larva dapat diberi Daphnia/kutu
air saring. Sesudah agak besar (sekitar dua minggu) ikan dapat diberi
cacing rambut dan pelet. Umur 3-4 minggu, kegiatan penjarangan dapat
dilakukan. Frekuensi tingkat pemberian pakan 3 kali sehari.
Pembesaran ikan mas koki umumnya
dilakukan di kolam yang agak luas, sekitar 1.5-1.5 m. Ketinggian air
minimal 25 cm dengan kepadatan ikan sekitar 30-40 ekor/m2. Pemberian pakan berupa pakan alami seperti Daphnia
(kutu air) dengan frekuensi pemberian pakan 2-3 kali sehari. Untuk
menjaga kualitas air, minimal 2-3 hari sekali dilakukan
penyiphonan/ganti air sebanyak 1/3 volume air.
Pembesaran ikan mas koki dilakukan hingga
ukuran 5 cm (seukuran diameter telur ayam). Waktu yang diperlukan
kurang lebih 3-4 bulan. Persentase kelangsungan hidup (survival rate)
antara 80-90 %. Selama pemeliharaan, kolam sebaiknya tersinari oleh
cahaya matahari. Hal ini dapat memacu munculnya pola warna yang cerah
pada tubuh ikan.
0 Comments
Posting Komentar