BUDIDAYA IKAN KOMET
Di Indonesia, komet termasuk ikan hias yang banyak memiliki fandsnya.
Hal ini dapat dibuktikan dengan seringnya diadakan kontes komet dengan
peserta yang boleh dibilang sangat banyak. Jenis ikan dengan telur
diserakkan, ini merumakananyang terbanyak. Ikan ini menempatkan telurnya
di sembarang tempat, bisa di tanaman air atau di jatuhkan begitu saja
di dasar perairan.
Komet
(Carassius auratus-auratus) pertama kali dibudidayakan oleh masyarakat
Cina pada tahun 1729. awalnya bentuk komet sama seperti ikan koki.
Karena memang kedua ikan ini berasal dari satu kerabat, yakni dari
keluarga Cyprinidae. Kemudian pada zaman Dinasti Ming (1368-1644)
popularitas komet semakin menanjak. Saat inilah bermunculan ikan koki
dengan tubuh yang unik dan bervariasi. Setelah itu, penyebaran komet
berkembang ke Jepang. Di negara Matahari Terbit, komet terus mengalami
perkembangan yang sangat pesat hingga dihasilkan jenis-jenis baru dengan
bentuk yang lebih variatif seperti saat ini.
Ikan komet merumakananikan yang cukup rawan terhadap penyakit hal ini
disebabkan karena kondisi air pada tempat pemeliharaan ikan komet cepat
menjadi kotor disebabkan oelh hasil buangan dari ikan komet yang banyak
(kotoran). Komet (carassius auratus-auratus) adalah jenis ikan air tawar
yang hidup si perairan dangkal yang airnya mengalir tenang dan berudara
sejuk. Ikan ini digemari masyarakat karena keindahan warna,
gerak-gerik, dan bentuk tubuhnya yang unik. Berbeda dengan ikan hias
lainnya, komet termasuk ikan ikan hias sepanjang masa. Hal ini
dibuktikan dengan selalu tersedianya komet disetiap toko penjual ikan
hias, sehingga harga jual cenderung stabil.
1. Persiapan wadah pemijahan
Untukl kegiatan pembenihan ikan komet, wadah yang digunakan adalah
akuarium berukuran 60x40x40 cm dengan bentuk persegiu panjang. Akuarium
yang digunakan sebelumnya dibersihkan dengan menggunakan sabun kemudian
dibilas dengan air tawar dan selanjutnya dijemur untuk menghilangkan
jamur-jamur dan bakteri yang masih menempel.
Seperti kita ketahui bahwa air merumakananmedia yang sangat penting bagi
budidaya ikan. Untuk itu perlu disediakan air yang sangat bersih dan
steril. Air yang digunakan untuk pemijahan ini adalah air yang bberasal
dari air sumur yang sudah diendapkan selama 24 jam, karena kemungkinan
airnya mengandung zat-zat yang beracun yang akan mengakibatkan dan
menggangu budidaya ikan. Untuk itu perlu diendapkan. Air yang diendapkan
diaerasi kuat supaya kandungan oksigen yang ada di dal;mnya bertambah.
Air terserbut dimasukana kedalam akuarium dengan ketinggian 30 cm,
kemudian aerasi.
Ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak
memelihara telurnya. Jadi telur yang dikeluarkan oleh induk diletakkan
pada substrat. Sehingga dalam kegaitan pemijahannya perlu dipersiapkan
substrat sebagai tempat menempelnya telur. Ada banyak jenis tanaman air
yang dapat dipakai sebagai substrat. Tanaman air tesebut dibagi kedalam
dua kelompok yaitu tanaman tumbuh mengapung dan tanaman tumbuh didasar.
Dalam kegiatan praktik digunakan salah satu tanaman air dari dua
kelompok tersebut. Tanaman air yang digunakan yaitu tanaman yang
tumbuhnya mengapung seperti enceng gondok (Eichornia crassipes).
Gambar 3: Substrat (Eceng gondok)
Eceng gondok |
Sebelum enceng gondok digunakan terlebih dahulu disucihamakan. Enceng
gondok yang akan digunakan sebelumnya sudah direndam dalam larutan
Methylin blue dengan dosis 100 ppm selama 5 – 10 menit. Dengan demikian
enceng gondok terbebas dari bakteri maupun pathogen. Setelah itu,
barulah enceng gondok dimasukkan kedalam akuarium.
2. Memilih induk
pemilihan induk merumakananlangkah awal yang harus dilakukan pada
kegiatan pembenihan Untuk ikan komet sendiri sangat mudah dilakukan
pemilihanterhadap induk yang matang gonad. pemilihaninduk ikan komet
dapat dilakukan dengan melihat ciri – ciri sebagai berikut :
Induk Jantan : Pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar.
Induk Betina : Pada sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus jika diraba.
Induk yang telah matang jika diurut pelan kerarah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih
Jika diurut, keluar cairan kuning bening. Pada induk yang telah matang,
perut terasa lembek dan lubang genital kemerahan merahan.
Selain itu, induk ikan komet yang siap untuk melakukan pemijahan dapat
ditandai dengan adanya tingkah laku dari kedua induk tersebut. Tingkah
laku yang ditunjukkan adalah saling kejar – kejaran. Dimana, induk
jantan terus mengejar atau mendekati induk betina, dengan adanya tingkah
laku seperti ini maka dapat diasumsikan bahwa induk ikan komet tersebut
siap untuk dipijahkan. Perbandingan induk yang digunakan dalam kegiatan
praktikum pemijahan ikan komet adalah 1 : 2 (jantan : betina). Induk
yang sudah dipemilihanselanjutnya dimasukkan kedalam wadah pemijahan.
3. Pemijahan
Pemijahan |
Induk yang digunakan dalam kegiatan ini dengan perbandingan 1:2 nduk
yang digunakan dalam praktikum yaitu dengan perbandingan 1 : 2 ( ♀ : ♂).
Induk jantan satu yang merumakananikan koi dengan berat tubuh 93, 28 gr
dan induk betina sebanyak dua ekor yang merumakananikan komet, induk
betina pertama mempunyai berat tubuh 72,96 gr dan induk betina yang
kedua mempunyai berat 42,97 gr. Induk ini kemudin dimasukkan dalam
akuarium yang sudah diisi air dan dilengkapi dengan enceng gondok
sebagai substrat. Pemijahan ikan komet berlangsung pada malam hingga
waktu dini hari. Induk dimasukkan pada sore hari, biasanya besok sudah
menempel pada enceng gondok.
4. Penetasan telur
Penetasan telur dilakukan pada akurium pemijahan langsung. Karena ikan
komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak
memelihara telurnya maka, setelah proses pemijahan selesai dan telur
sudah melekat pada substrat induk ikan komet diangkat atau dikeluarkan
dari dalam akuarium. Hal ini dilakukan agar induk ikan komet tidak
memakan telur yang telah dikeluarkan tersebut.
Setelah 2 – 3 hari telur akan menetas, setelah menetas kemudian enceng
gondok diangkat dari dalam akuarium. Selain itu, perlu dilakukan
perhitungan akan larva yang dihasilkan. Berdasarkan hasil perhitungan
yang dilakukan diperoleh larva sebanyak 5999 ekor. Larva yang baru
menetas belum diberi makan hingga berumur 2 – 3 hari karena masih
mempunyai persediaan makanan pada yolk sac-nya (kuning telur).
5. Pemeliharaan Larva
Larva umur 7 hari hanya sebesar jarum, kondisinya masih lemah, tetapi
sudah mulai belajar memperoleh makanandari luar tubuhnya. Untuk itu,
perlu disediakan makananyang memenuhi syarat untuk mengurangi risiko
kematian benih.
Bak pendederan harus bersih dan sudah dikeringkan dibawah sinar matahari
selama 1-2 hari untuk membunuh bibit parasit. Selanjutnya tebarkan
pupuk kandang berupa kotoran ayam 500 g/m². Sementara air dialirkan,
pupuk diaduk-aduk hingga betul-betul larut dan pertahankan ketinggian
air dalam bak sampai 30 cm. Dua hari setelah pemupukan, bibit kutu air
ditanam dan dibiarkan selama 5 hari agar tumbuh dan berkembang biak.
Setelah itu, larva komet dari bak penetasan siap dilepas ke dalam bak
pemeliharaan.
Pemberian makanantambahan diperlukan setelah 15 hari pemeliharaan.
Memasuki pemeliharaan 15 hari kedua harus ada aliran air masuk, apalagi
setelah makanantambahan mulai diberikan. Genap diusia sebulan, anak
komet mulai tampak bentuk aslinya. Badannya bulat, ekor dan kadang warna
dari sebagian anak komet sudah keluar. pemilihanawal ditujukan untuk
memilih ikan yang mempunyai ekor persis sama seperti ekor indukya,
kemudian bentuk badan dan ukurannya. Bisa terjadi, dari hasil
pemilihanini diperoleh beberapa kelompok anak komet berlainan ukuran
serta kualitasnya, termasuk kelompok anak komet yang harus disingkirkan.
Pembenihan Ikan Komet
2.3.1 pemilihanInduk
Induk ikan komet yang akan dipijahkan sebaiknya dipelihara dalam tempat
yang terpisah antara jantan dan betina agar pertumbuhan induk ikan
opimal dan tidak terjadi perkawinan yang tidak diinginkan.
pemilihaninduk ikan komet dapat dilakukan dengan melihat ciri – ciri
sebagai berikut :
Induk Jantan
o Pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar.
o Induk yang telah matang jika diurut pelan kerarah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih
Induk Betina
o Pada sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus jika diraba.
o Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang genital
kemerahan merahann Jika diurut, keluar cairan kuning bening.
Selain itu, induk ikan komet yang siap untuk melakukan pemijahan dapat
ditandai dengan adanya tingkah laku dari kedua induk tersebut. Tingkah
laku yang ditunjukkan adalah saling kejar – kejaran. Dimana, induk
jantan terus mengejar atau mendekati induk betina, dengan adanya tingkah
laku seperti ini maka dapat diasumsikan bahwa induk ikan komet tersebut
siap untuk dipijahkan.
2.3.2 Pemijahan
Sebenarnya pemijahan ikan komet dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak
tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan ini memijah pada
awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang
tergenang air. Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai
akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan komet aktif mencari
tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi
permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai
tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi
pemijahan.
2.3.3 Penetasan
Penetasan pada pemijahan ikan komet dapat dilakukan di media pemijahan
dan dapat dilakukan dengan mengganti air media pemijahan sebanyak ¼
bagian dari total air pemijahan. Kualitas air yang baik untuk penetasan
telur ikan komet adalah suhu maksimal 27-290C, oksigen 5-6 ppm, pH
6,5-7,0 dengan kecerahan yang bersih. Penetasan telur ini juga dapat
ditambahkan dengan heater untuk mengoptimalkan suhu.
2.3.4. Perkembangan Telur
Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan peleburan ovum (sel telur)
dengan spermatozoa (sel sperma), dan dihasilkan zigot. Zigot akan
bermitosis terus-menerus.
Fase-fase perkembangan zigot melalui beberapa tahap, yaitu:
a. Stadium Morula
Pada perkembangan awal, zigot membelah menjadi 2, kemudian
4, 8, dan seterusnya membentuk suatu wujud seperti buah murbei yang
disebut morula. Morula mengandung banyak sel hasil mitosis yang
berkumpul menjadi satu kesatuan.
b. Stadium Blastula
Dari morula menjadi blastula. Dalam tahap ini masih
berlangsung proses pembelahan sel sehingga terbentuk suatu rongga pada
bagian tengah yang disebut blastosol.
c. Stadium Gastrula
Dari blastula menjadi gastrula. Dalam tahap ini terjadi
pembentukan lubang lekukan (blastopor) yang mempunyai dua lapisan.
Selanjutnya, sel-sel bagian permukaan lapisan ektoderm mengalami
pelekukan ke dalam (invaginasi). Sel-sel tersebut mengisi ruang antara
ektoderm dan endoderm membentuk lapisan mesoderm.
d. Organogenesis (Pembentukan Organ)
Pada tahap ini terjadi diferensiasi (perkembangan sel-sel
membentuk struktur dan fungsi khusus) dari: 1) Ektoderm menjadi kulit,
sistem saraf, hidung (alat-alat indra), anus, kelenjar-kelenjar kulit,
dan mulut. 2) Mesoderm menjadi tulang, otot, ginjal, jantung, pembuluh
darah, dan alat kelamin. 3) Endoderm menjadi kelenjar-kelenjar yang
mempunyai hubungan dengan alat pencernaan, paru-paru, dan alat-alat
pencernaan. Setelah organogenesis selesai, selanjutnya penyempurnaan
embrio menjadi fetus yang telah siap dilahirkan (larva ikan).
0 Comments
Posting Komentar